name 1 "PAK RADEN"
Seputar Tokoh Legendaris dan Seorang Ilustrator Pencipta Tokoh Si Unyil

Jumat, 14 Juli 2017

TENTANG AUTHOR


Blog "Tokoh Pak Raden" ini dibuat untuk memenuhi syarat Ujian Akhir Semester (UAS) E-Bisnis, dari :

Nama                  :   Liya Martini
NPM                   :   1411050067
Mata Kuliah        :   E-Bisnis
Kelas                  :   P04
Dosen                :   Ibu. Ochi Marshella

Contact Person Author :
Alamat              : Jl.ajmbu 02, No.05, Kompleks Trans Pamen ABRI, Gdg.Meneng, Rajabasa, BDL
Email                : Liya.1411050067@mail.darmajaya.ac.id

Informasi Lebih Lanjut Tentang Author, Bisa Kunjungi  Blog/Situs Pribadi Author

Terimakasih... 

Kamis, 13 Juli 2017

BEBERAPA DOKUMENTASI PAK RADEN SEMASA HIDUP

Semasa hidupnya, Pak Raden selalu dikekelilingi oleh orang-orang baik  yang bisa dibilang menghargai setiap karya yang diciptakannya. Berikut ini adalah beberapa kumpulan foto-foto atau gambar seorang Ilustrator Pencipta Tokoh Si Unyil tersebut.



"Berikut ini adalah beberapa kumpulan foto pak raden ketika beliau masih hidup dan menjalani kehidupannya sebagai tokoh Pak Raden"





 


 



 "Beberapa Foto/gambar beliau ketika beliau sudah tua"


 







 



"Foto Ketika Beliau Meninggal Dunia" 


 






 



 


VIDEO SEPUTAR PAK RADEN


1. Kumpulan Sketsa Goresan Tangan Pak Raden
                             

   2. Tribute To Pak Raden - Timelapse Ash Speed painting

                        

 

 3. Tribute to Pak Raden

                                           

  

 4. Pak Raden Tukang Gambar Sang Guru Bangsa 

            


  


5. Menghormati Gambar Pak Raden

                   
                          

 

6. Pak Raden: Jangan Malas

                     

 

     

7.  Pak Raden Pergi Dalam Sendiri

                             Image result for karikatur lucu pak raden tanpa background




8. The Portrait of Pak Raden (Full Movie)
 Image result for pak raden gambar lucu         

9. Noir Et Blanc {Video Tutorial from Pak Raden}

                      Image result for karikatur lucu pak raden

 

10. Pak Raden, punya pesan untuk seniman-seniman muda di Indonesia?

Image result for karikatur lucu pak raden                    

    

11.  PAK RADEN OH PAK RADEN

                      Image result for karikatur lucu pak raden

 


 

BERITA SEPUTAR SUYADI 'PAK RADEN'


1. Berita Seputar Pak Raden Alias Suyadi

Bukan cuma pendongeng, Drs Suyadi atau yang lebih dikenal publik sebagai Pak Raden yang meninggal di usia 82 tahun ini merupakan sosok multitalenta. Salah satunya adalah kemahirannya dalam menorehkan garis, warna, dan cerita ke atas sebuah kanvas menjadi lukisan.
Salah satu kisah tentang lukisannya yang diingat publik yakni pada tahun 2013. Saat itu Pak Raden pernah ingin menjual lukisannya yang berjudul 'Perang Kembang' kepada Joko Widodo yang saat itu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Lukisan tersebut dibanderol seharga Rp 60 juta untuk pengobatan kakinya. 


Bahkan sebelum meninggal, ada sebuah lukisan yang belum rampung dikerjakannya. Gambaran kasar sepertinya sudah selesai yang menceritakan tentang dalang sedang beraksi di depan penonton. Beberapa bagian sudah berwarna sementara yang lain masih berupa coretan seperti nampak dalam foto berikut.





2. Jajang C. Noer Anggap Pak Raden Pahlawan Budaya

Jajang C. Noer menyempatkan waktunya untuk hadir dalam pemakaman Pak Raden di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jeruk Purut, Jakarta Selatan, Sabtu (31/10/2015). Menurutnya pemilik nama lengkap Lidia Djunita Pamoentjak, sosok Pak Raden adalah seorang pahlawan bagi Indonesia.

Sebab menurut Jajang C Noer, karya-karyan Pak Raden sangat inspiratif buat orang banyak. Salah satunya cerita si Unyil yang banyak mengajarkan anak untuk belajar menghargai dan menghormati orangtua.

Suyadi atau yang dikenal sebagai Pak Raden dimakamkan di TPU Jeruk Purut, Jakarta, Sabtu (31/10/2015). Pak Raden menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Pelni Jakarta pada pukul 22.20 WIB, Jumat (30/10/2015).(Liputan6.com/Herman Zakharia



"Dia pahlawan budaya, karena karya-karyanya bisa mengubah hidup orang banyak," puji Jajang C Noer usai pemakaman Pak Raden.Konsistensi dan kegigihan drs Suyadi alis Pak Raden bagi kebudayaan dan pendidikan anak belum ada yang bisa menggantikannya. Apalagi hampir setengah hidupnya ia dedikasikan buat kesenian dan juga kebudayaan.

"Berkarya bikin sesuatu, dia kan pencipta Si Unyil. Unyil menjiwai anak-anak dan banyak pesan bagusnya. Menghibur. Salah satu tokoh perfilman dan animasi," kata Jajang C Noer.
"Dia mendidik bangsa ini. Dia pendidik lewat budaya. Sampai saat ini belum ada penggantinya. Mendekati pun belum ada," tambah istri mendiang Arifin C Noer ini.

Namun sayangnya, menurut Jajang, pemerintah kurang memperhatikan orang seperti Pak Raden. Padahal ia sudah susah payah menjaga kebudayaan Indonesia dengan kesenian. "Sayang sekali kurang diperhatikan oleh pemerintah. Pemerintah seringkali telat memperhatikan. Tapi, walau kesulitan, Pak Raden nggak masalah, dia tetap mendidik dan berkarya terus," kata Jajang C Noer. ‪

3. Warisan Fashion Pak Raden Patut Ditiru

 

Sejak awal kemunculan sosok Pak Raden dalam sandiwara boneka Si Unyil, kreator sekaligus sosok Pak Raden asli yaitu Suyadi konsisten mempertahankan pakaian kebangsaannya. Ya, setelan beskap dan kain jarik, blangkon, selop, serta alis dan kumis tebal menjadi atribut yang sudah mendarah daging sejak tahun 1981 sampai akhir hayatnya.

Selain meninggalkan warisan cerita Unyil yang melegenda, sosok seniman multitalenta yang menginspirasi tersebut juga memberi pelajaran berharga bagi kita dari segi pentingnya memperhatikan cara berpakaian untuk membentuk karakter dan kepribadian. Seperti yang disampaikan desainer muda yang sedang naik, Lulu Lutfi Labibi.

"Kalau kita bisa ambil pelajaran dari almarhum adalah pentingnya membentuk karakter berpakaian untuk diri sendiri. Hal itu mencerminkan siapa diri kita," tutur Lulu yang mengaku salah satu penggemar sandiwara Unyil saat berkunjung ke kantor Liputan6.com, Sabtu (31/10/2015).
Jika ditilik dari kacamata fashion yang bisa diaplikasikan pada zaman sekarang, konsistensi Pak Raden dengan kostum kebanggaannya berawal dari kenyamanan dan kecintaan. Meski tren terus berganti, ia tetap setia menjaga signature style-nya.
"Selain itu kita bisa belajar untuk nyaman jadi diri sendiri tanpa harus mengikuti gaya orang lain. Yang penting sesuai dengan karakter kita," tegasnya.
Satu lagi warisan yang ditinggalkan Pak Raden adalah, ia menjadi tokoh yang menjaga warisan budaya dengan mengusung busana tradisional, salah satunya kain batik. "Saya juga mengkampanyekan cinta tanah air dengan dengan berbagai cara, salah satunya dengan memakai kain tradisional. Dan Pak Raden memberi contoh bagi kita semua," sambungnya.
Selamat jalan Pak Raden, karyamu selalu abadi dalam hati, beristirahatlah dengan damai.

4. Yang Bisa Ditiru Kaum Muda dari Sosok Pak Raden

Seto Mulyadi mengungkapkan banyak hal yang bisa ditiru orang muda dari sosok mendiang Drs. Suryadi alias Pak Raden. Dedikasi, pengabdian, dan semangat dia untuk terus berkarya meski tengah terpuruk adalah hal-hal yang sebenarnya sederhana tetapi sulit dilakukan jika tak memiliki kemauan yang kuat. "Tentu hal pertama yang saya apresiasi dari sosok beliau adalah pengabdiannya, dedikasi, dan konsistensi Pak Raden terhadap dunia anak-anak. Dengan dongeng yang ditulisnya, Pak Raden membantu anak-anak membentuk karakternya sendiri," kata Kak Seto.

Yang paling sulit dilupakan dan mungkin tak dimiliki sosok lain adalah suara khas Pak Raden yang berat. "Kreativitasnya saat dia menciptakan kualitas gambar yang sangat bagus juga harus ditiru oleh orang lain. Tapi suara khas dia yang berat, cuma dia yang punya sepertinya," kata Kak Seto. Selain itu, semangat yang dipunyai Pak Raden juga harus ditiru para penerusnya. "Perjuangan dia tentang hak cipta si Unyil yang ternyata tidak mudah juga harus ditiru. Punya karya, harus diperjuangkan," kata Kak Seto berpesan.


Bagi orang-orang baru yang ingin menjadi seperti Pak Raden, Kak Seto berharap juga dapat membuat sesuatu yang bisa digunakan anak-anak untuk belajar dan membangun karakter dirinya sendiri.
"Tokoh-tokoh yang dibikin Pak Raden itu tentang kedisiplinan, kreativitas, ibadah agama, mencintai teman. Semua karakter itu benar-benar hidup," kata Kak Seto.

 



 


Selasa, 04 Juli 2017

PENGHARGAAN YANG PERNAH DIRAIH PAK RADEN


Suyadi ‘Pak Raden’ inspirasi anak tahun 80-90an
 

Melihat wajahnya di foto lawas tahun 1980-an di buku Apa & Siapa 1985-1986, Suyadi tampak tak berkumis. Namun seperti dikatakan buku itu di kalimat awal profil singkatnya, kilimis dan tanpa kumis melintang pun ia tetap dipanggil Pak Raden oleh anak-anak di sekitar tempatnya tinggal. 

Tidak terlalu salah. Kecuali kumis, wajah Suyadi memang mirip tokoh pelit dalam serial Si Unyil, yang muncul saban Minggu di TVRI tahun 1980-an. Sama gemuknya, suaranya juga pas dengan perwatakan Pak Raden yang antagonis.

Suyadi si Pak Raden. (foto: dok. Apa & Siapa 1985-1986)

Kepada penulis buku Apa & Siapa, Suyadi sendiri merasa suaranya mirip suara Burisrawa dan Dursasana, atau kalau marah seperti suara Baladewa–ketiganya dari dunia wayang. “Di sinilah sulitnya menjadi Pak Raden,” katanya dikutip buku itu. Acap memperkenalkan diri sebagai “Raden Mas Singomenggolo Jalmowono”, sosok yang tampil harus kontroversial.

Lebih tepatnya kontradiktif. Pak Raden dimusuhi anak-anak karena pelit. Yang menontonSi Unyil dulu tentu masih ingat bahwa Pak Raden bisa marah besar bila ada yang mencuri mangganya. Meski dimusuhi karena pelit, ia tetap menjadi teman main anak-anak, misalnya dalam latihan baris-berbaris.

Sepanjang hidupnya, jauh setelah Si Unyil tamat dan kalah populer oleh kartun Jepang, Suyadi tetap menghidupkan karakter Pak Raden. Ia tetap menjadi sahabat anak-anak dengan mendongeng ke sana-ke mari, menulis buku cerita anak dan dalam setiap kesempatan muncul dengan pakaian kebesaran Pak Raden: blangkon, beskap dan tongkat serta kumis hitam melintang.



Dalam jagat budaya pop kita tak banyak sosok yang begitu melekat dengan sebuah karakter sepanjang hidupnya. Selain Suyadi dengan karakter Pak Raden-nya, yang langsung muncul dalam ingatan adalah Kang Ibing atau nama aslinya Raden Aang Kusmayatna Kusiyana Samba Kurnia Kusumadinata, yang terkenal sebagai Si Kabayan. Kang Ibing telah meninggal terlebih dahulu bulan Agustus 2010 silam.

Butuh waktu tidak sebentar dan dedikasi tak terperi agar sebuah karakter menancap di benak orang. Baik Kang Ibing dan Suyadi melakukannya sepanjang hidup masing-masing. Kang Ibing berjuluk Kabayan lantaran kerap memainkan tokoh legendaris dongeng Sunda itu di berbagai kesempatan sejak usia mudanya. Bersama Aom Kusman dan Suryana Fatah, Kang Ibing tergabung dalam kelompok lawak De’Kabayan. Saat kisah Kabayan diangkat ke serial TV tahun 1990-an, Kang Ibing lagi yang memerankannya. Sejak itu setiap kali mengingat sosok Kabayan, orang bakal teringat wajah Kang Ibing.

Jalan hidup serupa tampaknya dilalui Suyadi, pemeran Pak Raden.
Lahir di Puger, Jawa Timur, 28 November 1932, ia berasal dari orang tua yang tergolong mampu. Ayahnya seorang patih di zaman Belanda. Meski keluarganya berada, mainan yang disukai Suyadi kecil hanya pensil warna yang dipakaimya untuk corat-coret. Bakatnya pada dunia seni rupa sudah muncul sejak kecil. Selain jago menggambar, ia juga gemar membentuk sesuatu dari tanah liat atau lilin. Biasanya ia membayangkan diri memainkan ciptaannya itu sambil menembang. “Saya waktu kecil bercita-cita jadi dalang,” katanya di buku Apa dan Siapa 1985-1986.

Suyadi tak jadi dalang. Nasib membawanya kuliah jurusan Seni Rupa ITB hingga sarjana, bergelar “doktorandus” yang selalu dibawa di depan namanya. Ia bahkan sempat jadi dosen luar biasa di almamaternya. Pada saat itu cita-citanya sudah berubah: memiliki studio animasi dan film boneka.



Sahabat Sejati Anak-anak

Suyadi memulai kariernya dengan menggambar sejak masih mahasiswa, yaitu dengan membuat ilustrasi cerita anak. Ia terpilih sebagai ilustrator buku cerita anak-anak terbaik di acara Tahun Buku Internasional 1972. Selain itu, ia juga mengarang buku anak-anak sendiri.

Kemampuan menggambar lalu membawanya pula belajar hingga ke Prancis. Selama tiga tahun ia belajar perfilman di studio Prancis, Les Cineastes Associes dan di Les Films Martin Boschet. Ia pernah bekerja sebagai art director dan menangani beberapa film seperti Lampu Merah, Pemburu Mayat, Kabut di Kintamani dan Cobra. Namun, ia tak merasa betah di dunia art directing.

Karena art director juga harus menangani kostum dan make up pemain, ia merasa kurang sreg. “Padahal saya ini kan tukang gambar,” kata Suyadi. “Jadi animator-lah sesungguhnya profesi saya.”


 Ada sebuah kalimat mengharukan yang terpampang di layar saat Suyadi menerima hadiah rumah tsb

“Jika jarum jam dapat diputar kembali, saya ingin tetap menjadi Suyadi. Suyadi yang lebih baik. Suyadi yang berbuat lebih banyak untuk dunia anak dan Suyadi dengan kondisi keuangan yang lebih baik.”

Ah, andai jarum jam bisa diputar kembali. Selamat jalan, Drs. Suyadi. Terima kasih, Pak Raden




Penghargaan 1

Drs. Suyadi alias Pak Raden menerima penghargaan dari Institut Teknologi Bandung. Kehadirannya mencairkan seremoni peringatan 92 tahun ITB sebagai kampus pendidikan tinggi teknik di Indonesia, di Aula Barat ITB, Selasa, 3 Juli 2012.

Berbeda dengan penerima penghargaan lain yang berpakaian formal seperti kemeja berdasi dan jas, Suyadi memakai baju kebesarannya sebagai Pak Raden. Ia memakai beskap, kain, dan belangkon, serta kumis palsunya yang tebal. Walau memakai tongkat, Suyadi yang kini berusia 79 tahun itu sudah agak payah berjalan sehingga harus didampingi ke tempat penghargaan.

Menurut Wakil Rektor Bidang Informasi dan Komunikasi Hasanudin Zaenal Abidin, Pak Raden dinobatkan sebagai tokoh animator industri kreatif. "Boneka si Unyil itu pelopornya," ujarnya di sela acara. ITB memberikan penghargaan Ganesa Widya Jasa Utama untuk Pak Raden.

Pak Raden mengatakan, ia tak pernah bermimpi mendapat penghargaan dari ITB. Walau begitu, alumni Seni Rupa ITB angkatan 1952 itu merasa senang dan bangga. "Saya enggak mau ngomongin soal Unyil, di sini kita senang-senang saja. Kasus Unyil masih terus," ujarnya, sambil berlalu dengan kursi rodanya.


ITB seluruhnya memberi penghargaan bagi 18 orang di luar sivitas akademika ITB, seperti kalangan profesional, serta alumni ITB. Sebagian besar hadir langsung menerima penghargaan. "Penghargaan diberikan kepada mereka yang menonjol di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni," ujar Hasanudin.


Penerima penghargaan Ganesa Prajamanggala Bakti Utama diserahkan Rektor ITB Akhmaloka untuk Budi Yuwono Prawirosudirdjo dan Sekretaris Daerah Jawa Barat Lex Laksamana. Adapun Ganesa Widya Jasa Utama, diberikan kepada Erry Riyana Hardjapamekas, R.J. Lino, Fazwar Bujang, Direktur Utama PT Pertamina Karen Agustiawan, I Made Dana M. Tangkas, Direktur Chevron Pacific Indonesia Abdul Hamid Batubara, dan Kepala BP Migas R. Prijono.

Selain itu, Rinaldi Firmansyah, arsitek F. Silaban, Martha Tilaar, Andi Wijaya, Dian Syarif, dan Suyadi alias Pak Raden. Khusus akademisi dari University of Florida, Christopher Silver, mendapat Ganesa Widya Jasa Adiutama.  

Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto dan A.R. Soehoed mendapat penghargaan Ganesa Prajamanggala Bakti Adiutama.


Penghargaan 2

Pada tanggal 26 Oktober 2015 pada acara Silet Awards 2015, Drs. Suyadi mendapat penghargaan Charity Silet Award sebagai salah satu seniman Indonesia yang masih eksis hingga masa tuanya, sebagai bentuk penghargaan tersebut beliau diberi Hadiah sebuah Rumah.

10 FAKTA PENCIPTA BONEKA SI UNYIL, MELEGENDA DAN DISUKAI ANAK-ANAK EMPAT DEKADE


Siapa yang gak tahu dengan Si Unyil dan Pak Raden, dua tokoh yang selalu melekat di hati anak-anak Indonesia.Dua karakter ini tidak pernah dilupakan tidak hanya anak-anak tapi remaja daan orang dewasa juga masih ingat. Karakter ini benar-benar membawa dampak positif bagi perkembangan anak Indonesia. Sebagaimana kalian ketahui Si Unyil merupakan karakter yang diciptakan Pak Raden. Dan Pak Raden sendiri merupakan karakter yang sebenarnya bernama asli Suyadi. Drs. Suyadi memang menciptakan Si Unyil agar terdapat acara mendidik untuk anak-anak Indonesia pada tahun 1980-an. Selama perjalanan kariernya beliau mendapatkan berbagai rintangan dan lika-liku yang tidak mudah. Dan hari ini adalah hari yang istimewa untuk almarhum, maka dari itu kita mencoba mengenang kembali sosok Suyadi "Pak Raden" yang melegenda.


1. Jember, 28 November 1932

Tepat Tgl 28 November, 84 tahun yang lalu Drs. Suyadi yang kita kenal sebagai Pak Raden lahir di Jember. Mungkin kalian belum banyak yang tahu bagaimana nama Pak Raden bisa melekat pada diri Suyadi. Pak Raden adalah tokoh yang diciptakan sebagai pean antagonis dalam cerita "Si Unyil". Sebab awalnya Kurnain Suhardiman sebagai penulis naskah Si Unyil merasa masih ada karakter yang kurang dalam cerita itu. Kemudian Drs Suyadi mencetuskan tokoh orang tua yang pemarah dengan nama orang Jawa, Raden Mas Singomenggolo Jalmowono. Karena kepanjangan lantas karakter itu dipanggil dengan nama Pak Raden.


2. Lahir sebagai Putra Patih Surabaya

Kalian juga mungkin belum banyak yang tahu bahwa Drs. Suyadi ini merupakan anak dari Patih Surabaya.
Dilansir dari Kompas.com (31/10/2015) Drs Suyadi adalah putra patih Surabaya di zaman Belanda yang lahir pada 28 November 1932 di Jember, Jawa Timur. Beliau lahir sebagai anak ketujuh dari sembilan bersaudara putra patih (penjabat operasional yang mengatur sebuah pemerintahan kota). Maka tak heran kalau dirinya mendapatkan pendidikan yang tinggi hingga jenjang perguruan tinggi.


3. Sekolah di ITB

Sebagai putra patih, Suyadi dapat menempuh pendidikan hingga lulus di Jurusan Seni Rupa Institut Teknologi Bandung pada tahun 1960. Kemudian setelah lulus dari ITB, Suyadi lalu meneruskan belajar animasi ke Perancis para tahun 1961 hingga 1963.


4. Terinspirasi kartun Walt Disney

Karena pendidikan yang tinggi pengetahuan yang luas, Suyadi kemudian mengenal film-film Walt Disney. Dari sana dia kemudian suka dan gemar menonton film-film produk Walt Disney. Suyadi yang mencintai dunia anak-anak sepanjang hidupnya kemudian terinspirasi untuk menciptakan karakter yang kuat sama seperti tokoh Disney yang dinilai nya amat luar biasa. Inilah yang kemudian mengilhami Suyadi membuat karakter-karakter kuat pada tiap tokoh yang ada pada film boneka Si Unyil.


5. Boneka kesayangan

Hingga akhirnya Suyadi membuat delapan wajah Unyil untuk mengekspresikan perasaan senang, sedih, kaget, dan lain-lain. Dilansir dari Kompas.com (31/10/2015) serial Si Unyil dibuat pada tahun 1980 dan mulai tayang pada 5 April 1981 dan telah disiapkan 52 serial. Boneka karakter dalam serial Si Unyil kemudian dibuat dari kertas dengan dibalut lem dan cat dengan kepala dan sepasang tangan. Hingga pada akhirnya ada 300 boneka, yang mula-mula hanya belasan boneka. Dari sekian banyak boneka yang diciptakan ada satu boneka kesayangan Pak Raden. Abdul Hamid atau yang dikenal sebagai Pak Ogah, mengatakan pada kompas.com bahwa mendiang Suyadi alias Pak Raden memiliki boneka kesayangan. Boneka itu engkongnya Meilani (karakter boneka teman Si Unyil).


6. Malaysia juga tertarik

Karena ketenaran Si Unyil banyak orang yang suka dan mulai menjadi sebuah fenomena damlam dunia anak Indonesia. Banyak penghargaan yang telah diterima karakter Si Unyil. Pusat Produksi Film Nasional (PPFN) Departemen Penerangan dengan UNICEF menandatangani kerjasama untuk penggunaan film Si Unyil sebagai bahan pembelajaran. Uang Rp 30 juta diberikan untuk penelitian dan pengembangan Si Unyil, penerbitan buku dan film dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Selain itu Malaysia sangat tertarik pada siaran pedesaan serta sandiwara boneka anak-anak Si Unyil yang ditampilkan TVRI. Sementara Drs. Suyadi menerima Anugerah Kebudayaan dari pemerintah, dan pernah didaulat Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia untuk menjadi ilustrator buku pelajaran Bahasa Indonesia tingkat sekolah dasar.


7. Tinggal di rumah kontrakan kecil

Namun di balik kesuksesan tersebut tetap tidak ada yang bisa mengalahkan faktor usia. Karena usianya sudah tidak lagi muda dan bisa bergerak aktif ketika ada pekerjaan datang, pendapatan Suyadi juga ikut menurun. Hingga itu membuat dia hanya tinggal di rumah kontrakan di Jalan Kebon Nanas, Jakarta Timur pada tahun 2005. Penulis di Kompas.com (31/10/2015) mengatakan kondisi rumah kontrakan yang ditempati Suyadi saat itu masih jauh dari yang disebut makmur. Tak ada barang mewah di rumah itu, di ruang tamu cuma ada pesawat televisi 14 inci, lampu yang biasanya menerangi wajahnya untuk merias saat jadi Pak Raden juga telah mati.


8. Pelihara banyak kucing

Meskipun hidup dengan seadanya dan tidak bisa dibilang makmur tapi Suyadi masih memperlihatkan sisi kasih sayangnya. Selain ruang tamunya dipenuhi dengan lukisan, sketsa, boneka, kertas dan buku-buku juga ada kucing. "Ada sekitar 20 (kucing), hasil 'sumbangan' para tetangga," kata Suyadi perihal hewan piaraannya itu. Para tetangga itu biasanya mencemplungkan kucing-kucing tersebut melalui pagar rumah setelah diberi makan kucing-kucing itu betah tinggal di sana.


9. Tak pernah dapat royalti

Kehidupannya menjadi semakin miris ketika faktanya Drs. Suyadi sama sekali tidak mendapatkan royalti dari setiap penggunaan karakter dalam serial Unyil. Untuk program Laptop Si Unyil yang kalian tonton di televisi itu, Suyadi hanya dibayar mengisi suara Pak Raden. Pada tahun 2012 beliau melakukan "protes keras" kepada pemerintah sebab lebih dari 30 tahun sejak Suyadi mencipta Unyil, hak ciptanya dipegang PPFN melalui surat kontrak Nomor 139/P.PFN/XII/1995. Suyadi memprotes dengan cara 'mengamen' untuk menggalang dana di rumahnya dan untuk memperjuangkan hidup dan hak cipta atas karakter boneka ciptaannya itu.


10. Meninggal pada 30 Oktober 2015

Hingga di usianya yang tidak lagi muda, Suyadi mulai terlihat rapuh. Dia menggunakan kursi roda dan disaksikan oleh para penggemarnya ketika melakukan protes dengan cara 'ngamen' itu. Hingga pada tanggal 30 Oktober 2015 Suyadi masuk ke ICU (intensive care unit) di Rumah Sakit Pelni, Petamburan. Pak Raden kemudian meninggal pada Jumat siang setelah mengalami penurunan kondisi kesehatan. Beliau mengalami infeksi berat di paru kanan serta demam tinggi. Drs Suyadi atau yang dikenal dengan tokoh Pak Raden berpulang dalam usia 82 tahun.

Kini kita hanya bisa mengenang jasa-jasa dan kartun Si Unyil yang hingga saat ini masih bisa kita lihat dan ingat. Bahkan hari ini google doodle itu memperlihatkan beberapa sosok yang identik dengan serial legendaris "Si Unyil" karena merupakan hari ulang tahun Suyadi.